Senin, 16 Maret 2020

Cara Membaca Hasil Gas Analyzer

Kondisi mesin pada kendaraan dapat dianalisa dari sisa gas baung diujung knalpotnya. Dengan melakukan uji emisi gas Kalian bisa melakukan serangkaian aksi buat perbaikan maupun penyetelan mesin. Peralatan buat melakukan uji emisi gas dibutuhkan peralatan Gas Analyzer, dengan peralatan ini partikel gas buang dapat terlihat secara presisi.

Gas analyzer ialah peralatan yang dapat mengukur jenis gas karbon dioksida( CO2), oksigen( O2), dan karbon monoksida( CO). Gas analyzer sudah dilengkapi dengan system print dan dapat menampilkannya pada laptop. Peralatan ini tidak hanya mengukur gas, namun pula bisa memberikan nilai pengukuran kuantitas yang ditampilkan dengan bentuk grafik maupun angka.

Namun, hasil dari gas analyzer hanya menampilkan satuan angka yang sulit dipahami, gimana tata cara membacanya?

Hasil Gas Analyzer



Sumber gambar: otosigna99. blogspot. com

Biasanya masing- masing hasil gas buang pada gas analyzer terdiri dari CO( karbon monoksida), CO2( karbon dioksida), HC( hidrokarbon), O2( oksigen), dan e( lambda). Segala jenis gas ini didapat sehabis gas analyzer dipasangkan ke sebagian bagian mobil semacam ujung knalpot buat mengenali gas buang, kabel busi satu silinder buat mengenali rpm, dan lubang oli buat mengenali temperatur oli.

Mesin dinyalakan setelah itu hasilnya dapat dilihat dari layar monitor, terlebih bisa pula diprint. Gas Analyzer ibarat semacam scanner buat memandang kondisi mesin.

CO( karbon monoksida)


Masing- masing hasil pengukuran memiliki penjelasan dan angka sempurna yang berbeda. Misalnya CO( karbon monoksida), CO mengindikasikan pembakaran dalam silinder dan memiliki efisiensi pembakaran berkisar 0, 2- 1, 5% dengan nilai sempurna 0, 5%. Kebalikannya karburator memiliki nilai efisiensi berkisar 1- 3, 5% dengan nilai sempurna 1– 2%.

Apabila angka CO terletak di luar nilai sempurna itu artinya perlu dicoba pengecekan. Kemungkinannya bisa bermacam- berbagai, mulai dari karburator, injector, maupun filter hawa kotor, choke karburator tertutup, hingga kebocoran kompresi akibat klep.

CO2( karbon dioksida)


CO2( karbon dioksida) mengindikasikan hasil pembakaran di dalam mesin. Angka sempurna harus terletak di atas 12% maupun terus jadi besar. Karena apabila terus jadi besar nilainya, terus jadi baik pembakaran yang terjalin. Artinya tenaga yang dibakar pula terus jadi banyak. Apabila nilai CO2 terletak di dasar 12%, artinya ada sebagian Mengenai yang harus disesuaikan semacam campuran bahan bakar dengan hawa kurang cocok maupun ruang bakar yang kotor.

HC( hidrokarbon)


HC mengindikasikan sisa bensin yang terbuang Bersama asap knalpot. Nilai sempurna HC tidak boleh lebih dari 300 ppm. Apabila melenceng dari nilai ini bisa menimbulkan tenaga mesin lemah dan boros bahan bakar perlu dicoba pengecekan kompresi di ruang bakar dan sistem pengapian.

O2( oksigen)


Oksigen yang sangat banyak keluar dari sisa gas buang mengindikasikan proses pembakaran di mesin yang tidak efisien. Nilai oksigen tidak boleh lebih dari 2%, apabila lebih dari nilai tersebut sampai artinya ada kebocoran dalam sistem gas buang maupun setelan bahan bakar yang sangat irit. Terus jadi dekat nilai oksigen ke angka 0 sampai terus jadi bagus proses pembakaran yang terjalin.

E( lambda)


Nilai lambda berhubungan dengan perbandingan antara campuran hawa dan bahan bakar yang terbuang melalui asap knalpot. Nilai sempurna lambda ialah 1. Apabila lebih dari 1 artinya setelan bahan bakar irit. Apabila lebih dar 1, 1 artinya bahan bakar sangat irit.

Begitu sebaliknya, apabila nilai lambda kurang dari 1 maupun 0, 95 sampai menampilkan bahan bakar boros. Apabila kurang dari 0, 85 sampai artinya bahan bakar sangat boros. 
Previous Post
Next Post

Peminat alat - alat industri. Biasa beli alat industri di testingindonesia.co.id

0 komentar: